Di pegunungan atlas yang membentang dari Maroko hingga ke Tunisia terdapat subspesies singa yang terkenal dengan tubuhnya yang besar dengan surai tebal yang menjuntai, singa atlas atau barbary lion memiliki nama latin (Panthera leo leo ), Hewan ini dijadikan simbol kekuatan dan kemewahan
Singa Atlas menghuni berbagai habitat di Afrika Utara, mulai
dari pegunungan, hutan Mediterania, hingga daerah semi-gurun. Mereka ditemukan
di Maroko, Aljazair, dan Tunisia, serta dikenal sebagai penguasa di wilayah
pegunungan tinggi yang memiliki iklim keras. Mereka pernah menjadi bagian dari
ekosistem yang luas di wilayah tersebut, berburu mangsa seperti rusa Barbary
dan gazel.
Namun, setelah ribuan tahun beradaptasi dengan lingkungan mereka, singa Atlas semakin terancam akibat aktivitas manusia. Pada awal abad ke-20, mereka semakin terdesak dan dilaporkan punah di alam liar pada tahun 1942, dengan beberapa laporan terakhir yang mengonfirmasi keberadaan mereka di Maroko.
2. Memiliki karakteristik yang unik
Singa Atlas memiliki hubungan genetik dengan singa lainnya, seperti singa Asia. Analisis genetik menunjukkan bahwa mereka termasuk dalam subspesies yang sama dengan singa Asia, meskipun memiliki ciri fisik yang lebih besar dan surai yang lebih tebal. Meskipun demikian, perbedaan ini tidak cukup signifikan untuk membedakan mereka sebagai subspesies yang benar-benar terpisah dalam penelitian modern. Perbedaan utama singa Atlas dengan singa lainnya ada pada ukuran tubuh dan penampilan surai mereka yang lebih mencolok. Namun, banyak ahli berpendapat bahwa singa Atlas sebenarnya hanya variasi dari singa Afrika yang berkembang di daerah pegunungan yang keras
3. Dari Arena Gladiator ke Lambang Kerajaan: Warisan Sang Singa
Singa barbary memiliki tempat spesial dalam sejarah manusia, singa ini di jadikan hadiah raja, sebagai simbol kekuatan dan bintang pertunjukan di arena Romawi. Bahkan tengkorak singa di Menara London terbukti milik singa Barbary
4. Ditembak Mati di Pegunungan, Tapi Ilmuwan Temukan Jejaknya dalam Darah
Singa Barbary resmi dinyatakan punah di alam liar sejak 1942, setelah seekor jantan terakhir ditembak di hutan pegunungan Maroko. Dahulu, mereka diburu habis-habisan oleh para bangsawan dan kolonial sebagai lambang keberanian dan kejayaan. Selain itu, perambahan hutan dan perluasan pemukiman manusia membuat habitat mereka semakin menyempit.
keren
BalasHapus