isopoda laut sedang memakan bangkai |
Walaupun tidak berbahaya bagi manusia, tetapi hewan ini memiliki saudara yang berbahaya dan bersifat parasit bagi ikan lain, Cymothoa exigua isopoda yang dikenal sebagai "kutu pemakan lidah". Ia masuk ke dalam mulut ikan, menempel di dasar lidah, dan perlahan menghentikan aliran darah ke lidah tersebut hingga jaringan lidah mati dan menyusut. Uniknya, setelah lidah ikan menghilang, parasit ini akan menempel dan menggantikan posisi serta fungsi lidah.
Menurut penelitian oleh Brusca & Gilligan (1983) dalam jurnal Crustaceana, parasit ini menggunakan kaki depannya (pereopoda) untuk mencengkeram dasar mulut ikan dan berperan sebagai organ pengganti secara fungsional. Ikan tetap bisa makan, dan si isopoda “lidah palsu” tetap hidup di sana selama bertahun-tahun. Fenomena ini dianggap sebagai satu-satunya kasus di dunia hewan di mana parasit menggantikan organ inangnya secara aktif.
Parasit ini biasanya menyerang spesies ikan dari keluarga Lutjanidae seperti ikan kakap (snapper), dan banyak ditemukan di perairan tropis termasuk Samudra Hindia, Pasifik Barat, dan Laut Karibia. Meskipun terdengar menyeramkan, Cymothoa exigua jarang berbahaya bagi manusia dan lebih dikenal karena keunikannya dalam literatur ilmiah maupun dokumenter.
Fakta Tambahan tentang Isopoda Laut Raksasa:
-
Kerabat Dekat Kecoak dan Udang:
Meski tampilannya mirip kecoak, Bathynomus giganteus justru lebih dekat secara genetik ke udang dan lobster. Mereka termasuk dalam subordo Cymothoida dan famili Cirolanidae. -
Ukuran Monster:
Spesimen terbesar yang pernah ditemukan mencapai 76 cm panjangnya dan berat 1,7 kg—ukuran ini jauh lebih besar dibanding rata-rata isopoda yang hanya 1–5 cm. -
Bisa Memasukkan Tubuh ke dalam Cangkang Sendiri:
Isopoda ini mampu menggulung tubuhnya menjadi bola seperti pil bug, membuatnya lebih terlindungi dari predator—meski di laut dalam, pemangsa alami mereka sangat sedikit. -
Mata Tanpa Kelopak:
Mata isopoda raksasa terdiri dari 4.000 unit penglihatan (ommatidia) dan selalu terbuka—karena tidak memiliki kelopak. Ini membantu mereka melihat bentuk dan gerakan di lingkungan remang laut dalam. -
Tidak Agresif, Tapi Rakus:
Saat menemukan makanan, isopoda raksasa bisa berubah jadi sangat rakus. Mereka menyantap dengan lahap bahkan sampai perut menggelembung hingga 6x lipat ukuran normal. -
Penelitian Pertama Sejak 1879:
Isopoda raksasa pertama kali dideskripsikan oleh zoolog Jerman, Alphonse Milne-Edwards tahun 1879, setelah ditemukan di perairan Teluk Meksiko. -
Daya Tahan yang Gila:
Saking lambatnya metabolisme, mereka bisa bertahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun tanpa makan. Hal ini juga membuat mereka sulit dipelajari dalam akuarium karena pola makan mereka tidak terduga. -
Tidak Bisa Berenang Cepat:
Tubuh mereka lebih cocok untuk merayap di dasar laut ketimbang berenang. Saat merasa terancam, mereka akan menggulung tubuh dan diam menunggu bahaya pergi.
Komentar
Posting Komentar